Gamma Rangers: Blackout
Prolog
Satuan
Delta Force adalah satuan elit militer Indonesia. Satuan ini dibentuk atas
prakarsa Kapten Blues, yang sekaligus menjadi anggota pertama bersama tim
Alpha. Personel Delta Force dipilih dengan proses seleksi yang ketat,
kebanyakan anggotanya adalah yang terbaik di satuan masing-masing. Menjadi
anggota Delta Force adalah impian setiap prajurit militer. Karena prestasinya,
Kapten Blues dipromosikan menjadi Kolonel dan dipercaya menjadi Komandan di
Pangkalan Delta Force.
Saat
ini Kolonel Blues sedang merenung di kantornya, memandang sebuah map yang
terbuka, berisi laporan dari intelijen. Dia baru saja membaca berkas laporan
itu, yang menyebutkan ada aktivitas perekrutan pasukan bayaran yang dilakukan
oleh Mayor Bishop. Nama yang sangat familiar bagi Kolonel Blues, karena Mayor
Bishop adalah orang kepercayaan Jendral Sodatoy, mereka berdua adalah mantan
elite militer yang membelot dan membentuk pasukan separatis.
Saat
masih aktif bersama tim Alpha, Kolonel Blues beberapa kali berhasil
menggagalkan upaya pemberontakan pasukan Sodatoy. Tetapi di balik keberhasilan
itu, ada satu hal yang membuat Kolonel Blues penasaran, yaitu keberhasilan
Jendral Sodatoy untuk lolos dari sergapan tim Alpha.
Berkas
intelijen itu menyebutkan perekrutan pasukan oleh Mayor Bishop dilakukan di
areal hutan lindung lereng gunung Arjuno. Tampaknya lokasi tersebut hanya
dipakai untuk persiapan saja, sedangkan target mereka masih belum diketahui.
Setelah selesai membaca sekali lagi berkas itu, Kolonel Blues bergegas
merapikan dan kemudian dia berjalan menuju ruangan kontrol.
Gedung
utama pangkalan terdiri dari tiga lantai, dimana ruang kontrol berada di bagian
tengah lantai teratas. Ruangan ini berbentuk persegi dengan meja lebar terletak
di tengah, sedang di ujung ruangan terdapat sebuah lemari bertingkat yang
menutup seluruh tembok di belakangnya. Di ujung berlawanan terdapat sebuah
monitor besar dan beberapa monitor kecil di kedua sisinya, sebuah panel besar
yang rumit terpasang di depan rangkaian monitor tersebut.
Mengetahui
Kolonel Blues masuk dalam ruangan,
operator panel segera berdiri dan memberi hormat.
"CB,
apakah tim Gamma masih standby di pangkalan?", tanya Kolonel setelah
membalas hormat bawahannya.
"Akan
saya periksa", jawab CB singkat, kemudian memeriksa jadwal di layar.
"Joker sejak delapan bulan yang lalu ditugaskan secara langsung oleh
Jendral Mike Coolio dalam sebuah misi khusus".
"Lainnya",
tanya Kolonel Blues tak sabar.
"Explorer
dan Ace sedang melakukan pemetaan topografi sedangkan Saboteur melakukan
pengiriman amunisi ke squadron udara. Saat ini hanya Armstrong dan Spy yang
bebas tugas", rinci CB.
"Bagus,
panggil Spy kemari. Aku ingin mengadakan briefing tertutup 30 menit lagi",
perintah Kolonel.
"Siap",
CB segera menghubungi Spy melalui saluran telepon internal pangkalan.
* *
* * *
Pada
saat yang sama di bagian markas yang lain, seseorang sedang berlatih
menggunakan senjata untuk serangan jarak dekat. Malangnya lawan berlatihnya
adalah orang yang dikenal sangat tangguh dalam pertarungan jarak dekat, hanya
dalam satu serangan dia sudah tergeletak di tanah. Mereka berdua adalah Sersan
Spy dan Kopral Armstrong.
"Yo
Spy, kau baik-baik saja?", kata Armstrong tanpa menyadari kondisi Spy. Spy
hanya meringis.
"Kelihatannya
semua oke", akhirnya Spy menjawab. Dalam hati dia bersyukur tidak mengalami
patah tulang. Armstrong membantu Spy untuk berdiri, ketika ada seorang prajurit
yang memasuki ruangan tempat mereka berlatih, kemudian memberi hormat.
"Lapor,
Sersan Spy. Kolonel Blues memerintahkan Anda untuk segera menghadap ke ruangan
kontrol", kata prajurit itu dengan tegas.
"Baik,
terima kasih", jawab Spy dengan kikuk, dia tidak pernah terbiasa dengan
ritual hormat menghormati seperti ini.
"Ada
masalah? Kenapa Kolonel mencarimu?", tanya Armstrong setelah prajurit
pembawa pesan itu pergi. Spy hanya mengangkat bahu, dia sendiri juga
bertanya-tanya mengapa Kolonel Blues tiba-tiba memanggilnya.
* *
* * *
Memasuki
ruang kontrol, Spy sedikit kikuk ketika mengetahui hanya ada Kolonel Blues dan
CB. Setelah memberi hormat dan menyapa singkat, Kolonel Blues mempersilahkannya
untuk duduk di kursi yang bersebelahan dengan CB. Spy hanya sempat memberi CB
dengan pandangan bertanya yang dibalas CB dengan sedikit menaikkan bahunya yang
menunjukkan kalau dia juga tidak tahu apa maksud pertemuan kali ini.
"Kalian
pasti bertanya-tanya kenapa aku mengadakan rapat tertutup hanya dengan tiga
orang", Kata Kolonel Blues memecah keheningan, tanpa menunggu seorangpun
menjawab dia melanjutkan, "Seperti yang sudah kalian ketahui, kita selama
ini mencoba menghentikan gerakan separatis yang dipimpin oleh Jendral Sodatoy,
tetapi ia selalu berhasil menemukan celah untuk lolos. Pagi ini aku mendapatkan
sebuah laporan intelijen bahwa di lereng gunung Arjuno sedang ada gerakan
rekrutmen pasukan oleh Mayor Bishop, tangan kanan Jendral Sodatoy".
Kolonel berhenti sebentar, memberikan kesempatan Spy dan CB memahami
penjelasannya.
"Untuk
itu Spy, aku memerintahkanmu untuk menyusup masuk menjadi salah satu anggota
mereka. Cari info sebanyak-banyaknya tentang tujuan dan target mereka, lalu
laporkan ke pangkalan. CB akan standby di ruang kontrol untuk menerima
laporanmu sekaligus memberitahukan informasi terbaru. Ada pertanyaan?",
Kolonel Blues mengakhiri penjelasannya dengan memandang ke arah mereka berdua.
Spy
terlihat tidak terlalu terkejut mendengar penjelasan Kolonel Blues,
pengalamannya di Divisi Intelijen dulu memang mengharuskan dia untuk menyusup
dan bertindak sebagai mata-mata.
"Bagaimana
dengan anggota tim Gamma yang lain, Kolonel?", tanya CB.
"Mereka
akan bergerak nanti. Tugasmu adalah memastikan mereka standby di pangkalan
sampai aku memberikan perintah lanjutan", jawab Kolonel Blues tegas
sekaligus mengakhiri briefing tertutup ini.
* *
* * *