Friday, August 29, 2014

Gamma Rangers - Blackout (Joker Side Story)

"BLAAAAAARRRR!!!"

Ledakan besar itu berasal dari truk pasukan pemberontak, memorak-porandakan seluruh pasukan Jendral Sodatoy yang sedang tidak bersenjata. Bom itu terpasang di truk tempat pasukan pemberontak menyimpan senjata dan perlengkapan tempur.

Dari atas bukit, di balik rimbunnya pepohonan, seseorang memperhatikan kejadian itu dengan seksama. Dia menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan seakan menikmati sensasi saat menghembuskan asap putih melalui mulutnya. Sebuah senyum kecil tersungging di sudut bibirnya.

"Dasar...", gumamnya pelan. "Bidak putih menang". Kembali dia menghisap rokoknya, tenang. Sementara di bawah sana kondisi pasukan pemberontak tampak mengenaskan. Kendaraan mereka yang sebelumnya terparkir dengan rapi, kini tampak bergelimpangan dihempas ledakan. Beberapa di antaranya terbakar. Sedangkan truk di pusat ledakan telah hancur, hanya menyisakan rangka berbalut api.

Beberapa pasukan tampak menggelepar, sedangkan lainnya hanya diam. Entah pingsan atau tewas. Jendral Sodatoy tampak di antara mereka, kondisinya penuh luka. Tetapi dia masih sanggup untuk berdiri walaupun tertatih. Dia berteriak meluapkan amarah. Teriakannya terdengar jelas oleh sosok di atas bukit.

Sosok itu melihat ke ujung utara bendungan, disana tampak dua motor yang melaju ke arah selatan. Tampaknya itu adalah Explorer dan Spy yang menuju rest area.

"Check mate", kembali sosok itu menggumam, lalu berdiri. Dihisapnya rokok yang tersisa separuh itu, kemudian berjalan pelan ke arah selatan. Keluar dari rimbunan pohon, dia menyusuri jalan setapak yang tersamarkan. Dihisapnya kembali rokoknya yang hampir habis, kemudian dibuangnya ke tanah, lalu meneruskan langkahnya.

"Membuang rokok sembarangan bisa memicu kebakaran hutan", terdengar suara seseorang dibelakangnya.

Dia menghentikan langkah, lalu berbalik menghadap arah suara tadi. Tampak sesosok berpakaian serba hitam sedang menginjak rokok yang dibuangnya tadi sampai padam. Dia segera mengenali sosok tersebut dan segera mengambil sikap tegak dan menghormat. Sosok tersebut membalasnya dengan menghormat juga.

"Mayor Joker, lama tak bertemu", ujarnya.
"Pangkatku sekarang hanyalah Sersan, Kapten Barker", jawab Joker mengingatkan. "Kau yang memasang bom di truk mereka?", lanjutnya.
"Ya, tapi kau yang meledakkannya", jawab Barker dengan tersenyum kecil.
"Bagaimana mungkin?", Joker memiringkan sedikit kepalanya.
"Ketika kau menjinakkan bom dalam penstock, secara otomatis switcher rancanganku mengaktifkan bom di truk mereka", jelas Barker.
"Switcher?", Joker kembali bertanya.
"Ya. Timer di ruang generator yang kau pikir hanya sebuah tipuan", senyum Kapten Barker semakin lebar.
"Aku tak menyangka", suara Joker masih terdengar tenang.
"Sodatoy milikmu sekarang, hutangku lunas", kata Kapten Barker lagi. Dia mengambil sebungkus rokok dari sakunya, mengambil sebatang dana menyalakannya.
"Aku tak berminat menangkapnya di hadapan kamera", jawab Joker.
"Liputan media itu ulah Bishop, dia itu cerdik dan selalu tak terduga", kata Barker. "Dia tahu ada dua tikus dalam pasukan. Spy berhasil diringkusnya, tetapi tetap saja dia tak bisa melacakmu", lanjutnya.
"Tidak. Menurutku kaulah yang lebih cerdik. Bahkan Bishop sama sekali tidak mencurigaimu, tikus ketiga", jawab Joker dengan tenang.
"Hahaha...", Barker terkekeh mendengar pujian Joker. "Kau yang membuatku berada di posisi ini".

Barker merogoh sakunya, mengambil sebuah benda kecil dan melemparkannya ke arah Joker yang langsung menangkap benda itu dengan sebelah tangan. Sebuah flashdisk dengan sebuah bandul kristal berbentuk permata.

"Bidak putih menang, ambil hadiahmu", kata Barker sambil melangkah pergi.
"Lain kali buatlah teka-teki yang lebih sulit", jawab Joker. Barker hanya menjawab dengan mengangkat tangan kanannya, mengacungkan jempol.

Joker menimang flashdisk itu, memperhatikannya dengan seksama, kemudian menyimpannya dalam saku. Dia berbalik dan setengah berlari menuju arah puncak bukit untuk menepati sebuah janji. Janji menjawab satu pertanyaan Saboteur.

* * *

No comments:

Post a Comment